Julukan Surabaya sebagai kota Pahlawan bukanlah tidak berdasar, karena banyak sekali cerita sejarah dan barang peninggalan pada masa perang di kota ini. tidak hanya itu, dikota inilah banyak dibangun monument untuk mengenang serta menghormati para Pahlawan Bangsa yang telah berjasah dalam kemerdekaan Indonesia. Salah satunya Anda bisa sewa mobil Surabaya melihat monumen perjuangan Polri yang berada di Jalan Polisi Istimewah.
Bukan hanya sebagai penghias kota Surabaya, tetapi monument ini dibuat untung mengenang sejarah panjang dan kelam yang harus dihadapi oleh para pejuang bangsa untuk menghadapi penjajah. Berikut sedikit sejarah dibalik dibangunya monument perjuangan polri.
Sempat di Renovasi
Monumen ini sebelumnya telah berdiri. Namun dengan alasan semangat Polri untuk melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat secara profesional sangat kuat, akhhirnya hal itu menjadi alasan agar monumen yang sebelumnya tampak tua dan kurang layak itu perlu diperbaiki.
Renovasi monumen ini dilakukan pada peringatan 17 Agustus 2018. Dengan dilakukan renovasi pada suasana kemerdekaan ini, yang diharapkan agar jiwa patriotisme masyarakat dibangkitkan kembali, sekaligus pengingat tentang perjuangan Polri terdahulu yang tidak mudah untuk merebut kemerdekaan, dan sekarang mempertahankan kemerdekaan salah satunya dengan tetap meneladani sejarah yang lalu.
Tidak hanya momen kemerdekaan, peresmian kembali monumen itu juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Paguyuban Keluarga Besar Brimob (PKBB). Dalam peresmian kembali itu, juga disajikan drama teatrikal yang mengisahkan perjuangan Polisi Istimewa M Jasin dalam merebut Kemerdekaan RI.
Sewa Mobil Surabaya Melihat Monumen Perjuangan Polri yang Penuh perjuangan M. Jasin dan Polisi Istimewa
Jejak Polisi Istimewa memang istimewa. Pasukan di bawah komando M. Jasin, adalah satuan polisi dengan mobilitas tinggi dan memiliki kemahiran tempur. Kehebatan pasukan Polisi Istimewa dalam arena perjuangan Surabaya sangat disegani. DR H Roeslan Abdulgani, tokoh penting peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Beliau pernah mengatakan bahwa Polisi Istimewa yang dipimpin M. Jasin pada saat itu adalah modal pertama perjuangan yang terjadi di Surabaya. Tanpa peran M. Jasin dan Pasukan Polisi Istimewa, Mustahil akan ada peristiwa 10 November.
Jejak Polisi Istimewa dimulai dari petinggi militer Jepang yang membentuk satuan Tokubetsu Keisatsu Tai atau yang belakangan dikenal sebagai Polisi Istimewa sejak April 1944. Pada waktu itu, para pemuda Bumiputera ramai-ramai mendaftar di kantor hoofdbeureu Surabaya (sekarang Polrestabes Surabaya). Dengan tes ketat, 200 pemuda diterima. Para calon personel Polisi Istimewa itu kemudian menerima pendidikan militer Jepang pada sekolah Keisatsu Tai di Surabaya. Mereka dilatih dengan sangat keras. Tiap hari lari 30 km, baris berbaris, dan bela diri Jepang, judo. Mulai pukul 07.00- 14.00. Setelah itu istirahat. Berlatih kembali pukul 20.00 disambung dengan apel malam pukul 22.00 WIB.
Mereka dilengkapi dengan dua setel seragam berwarna hijau, sepasang kaos kaki, dan dua pasang sepatu lars. Para pemuda itu tidur asrama di Coen Bolevard Surabaya (sekarang Jl Polisi Istimewa). Latihan juga meliputi strategi perang, penyerangan, dan persenjataan. Pendidikan berjalan setahun, dan dilanjutkan dengan pendidikan militer khusus selama enam bulan.
Polisi Istimewa kini dikenal dengan nama Korps Brimob (Brigade Mobil). Polisi Istimewa berada di tiap karesidenan (Syu) di seluruh Jawa, Madura, dan Sumatera. Di Jawa dan Madura berpusat di Jakarta dan Kepolisian untuk Timur Besar berpusat di Makassar. Setiap satuan Tokubetsu Keisatsutai Tai berkekuatan satu kompi, beranggotakan 60-200 orang personel.
Sejarah Brimob
Setelah zaman Jepang usai, pasukan polisi khusus ini kemudian berubah menjadi Polisi Istimewa (PI) atau Pasukan Polisi Perjuangan (P-3). Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Polisi Istimewa adalah satu-satunya badan kepolisian yang tetap boleh memegang senjata, dan berperan dalam Barisan Perjuangan Rakyat Indonesia.
Namun pada 14 November 1946 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa. Yang kemudian dikenal sampai sekarang sebagai Brigade Mobil (Brimob). Karena sejarah inilah yang membuat Korps ini adalah tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan peletak dasar pembentukan kepolisian Indonesia di tahun 1945. Korps ini dikenal sebagai Korps Baret Biru.
Sewa Mobil Surabaya Melihat Monumen Perjuangan Polri lebih Dekat
Pada tahun 2015, M Jasin dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia. Pemberian gelar ini bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2015 yang mengusung tema “Semangat Kepahlawanan adalah Jiwa Ragaku”.
Jejak perjuangan pasukan Polisi Istimewa dan M Jasin tersirat dalam relief yang mengelilingi bagian monument Polri. Namun sayangnya tidak ada narasi yang mumpuni untuk menjelaskannya. Jika ada cerita di saja, pengunjung akan lebih memahami tentang sejarah itu, dan bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja.
Dalam monumen itu, Proklamasi Polisi terpatri dalam prasasti di sana. Tertulis “Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Polisi sebagai Polisi Repoeblik Indonesia.”
Proklamasi Polisi ini bertujuan untuk meyakinkan rakyat bahwa polisi adalah aparat negara yang setia kepada Republik Indonesia yang berjuang bersama rakyat. Proklamasi Polisi itu adalah bentuk tekad seluruh anggota polisi untuk berjuang melawan tentara Jepang yang masih bersenjata lengkap pada saat ini, walaupun secara de jure sudah menyerah.
Dalam insiden perobekan bendera, 19 september 1945, Polisi Istimewa di bawah komando Moehammad Jasin bergerak cepat, berani, dan berjuang menyatu bersama rakyat Surabaya. Kesatuan Polisi Istimewa hanya beberapa ratus orang saja. M Jasin memimpin pasukan tempur itu. Itu sebabnya mereka bergabung dengan rakyat. Jika ada pertempuran, rakyat bergerak, di tengah-tengah selalu ada truk atau panser milik Pasukan Polisi Istimewa lengkap dengan senjata mesin. Jiwa persatuan dan pantang menyerah dari rakyat Surabaya, Jepang yang waktu itu sudah kalah dari Pasukan Sekutu, akhirnya menyerah kepada Republik Indonesia.
Di hari itu, M. Jasin yang bersama Soetomo (Bung Tomo) mewakili pihak Indonesia menandatangani perjanjian penyerahan senjata dan membuka gudang senjata (arsenal) tentara Jepang yang terbesar se-Asia Tenggara di Don Bosco-Sawahan, Surabaya. Jepang menyerahkan senjata.
Rental Mobil Surabaya
Dengan melihat betapa panjang dan susahnya untuk memperjuangkan kemerdekaan yang terukir dengan indah dalam sejarah bangsa Indonesia. Sudah sepantasnya bagi kita mengenang, merawat dan melihat berbagai monument indah di Surabaya. Untuk itu Anda bisa menggunakan layanan dari Putera Mentari Rent Car dalam menemani perjalanan Anda. Dengan Driver berpengalaman dapat memberi tahu Anda bagaimana sejarah kemerdekaan itu. jadi segera lakukan reservasi di 0813 3144 1919 atau 0821 2248 2134 dan jangan lupa untuk mengunjungi situs web resminya di www.puteramentari.com